Rabu, 01 September 2010
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan otang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran kooperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
Selasa, 31 Agustus 2010
PHYSICAL PRINCIPLES OF ULTRASOUND
ULTRASOUND AS A WAVE
Sound is propagated through a medium (e.g. air) as a mechanical vibration of the particles of that medium and in simple terms may be categorised by its loudness and pitch or frequency. “Ultra” means beyond, ultrasound is sound with a frequency beyond that of human perception (i.e. >20 kHz), and has the same physical properties as “audio” sound. Most clinical diagnostic applications of ultrasound employ frequencies in the range 2 - 10 MHz.
Ultrasonic energy travels through a medium in the form of a wave. Although a number of different wave modes are possible, in almost all diagnostic applications, ultrasound propagates in the form of a longitudinal wave, where the particles of the medium oscillate in the direction of propagation of the sound. Energy is transferred through the medium in a direction parallel to that of the oscillations of the particles. The particles themselves do not move through the medium. They simply vibrate to and fro about their mean position.
The vibrations of individual particles may be complex For simplicity consider the movement of a single particle excited by pure sinusoidal continuous wave.
Sound is propagated through a medium (e.g. air) as a mechanical vibration of the particles of that medium and in simple terms may be categorised by its loudness and pitch or frequency. “Ultra” means beyond, ultrasound is sound with a frequency beyond that of human perception (i.e. >20 kHz), and has the same physical properties as “audio” sound. Most clinical diagnostic applications of ultrasound employ frequencies in the range 2 - 10 MHz.
Ultrasonic energy travels through a medium in the form of a wave. Although a number of different wave modes are possible, in almost all diagnostic applications, ultrasound propagates in the form of a longitudinal wave, where the particles of the medium oscillate in the direction of propagation of the sound. Energy is transferred through the medium in a direction parallel to that of the oscillations of the particles. The particles themselves do not move through the medium. They simply vibrate to and fro about their mean position.
The vibrations of individual particles may be complex For simplicity consider the movement of a single particle excited by pure sinusoidal continuous wave.
Minggu, 29 Agustus 2010
KOMPETENSI PROFESIONAL KEPALA LABORATORIUM, TEKNISI LABORATORIUM DAN LABORAN LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH (Salah Satu Kompetensi Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah menurut Permendiknas RI No. 26 tahun 2008)
KEPALA LABORATORIUM
4. Kompetensi Profesional 4.1 Menerapkan gagasan, teori, dan prinsip kegiatan laboratorium sekolah/madrasah 4.1.1 Mengikuti perkembangan pemikiran tentang pemanfaatan kegiatan laboratorium sebagai wahana pendidikan
4.1.2 Menerapkan hasil inovasi atau kajian laboratorium
4.2 Memanfaatkan laboratorium untuk kepentingan pendidikan dan penelitian di sekolah/madrasah
4.2.1 Menyusun panduan/penuntun (manual) praktikum
4.2.2 Merancang kegiatan laboratorium untuk pendidikan dan penelitian
4.2.3 Melaksanakan kegiatan laboratorium untuk kepentingan pendidikan dan penelitian
4.2.4 Mempublikasikan karya tulis ilmiah hasil kajian/inovasi
4.3 Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah/madrasah
4.3.1 Menetapkan ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja
4.3.2 Menerapkan ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja
4.3.3 Menerapkan prosedur penanganan bahan berbahaya dan beracun
4.3.4 Memantau bahan berbahaya dan beracun, serta peralatan keselamatan kerja
4. Kompetensi Profesional 4.1 Menerapkan gagasan, teori, dan prinsip kegiatan laboratorium sekolah/madrasah 4.1.1 Mengikuti perkembangan pemikiran tentang pemanfaatan kegiatan laboratorium sebagai wahana pendidikan
4.1.2 Menerapkan hasil inovasi atau kajian laboratorium
4.2 Memanfaatkan laboratorium untuk kepentingan pendidikan dan penelitian di sekolah/madrasah
4.2.1 Menyusun panduan/penuntun (manual) praktikum
4.2.2 Merancang kegiatan laboratorium untuk pendidikan dan penelitian
4.2.3 Melaksanakan kegiatan laboratorium untuk kepentingan pendidikan dan penelitian
4.2.4 Mempublikasikan karya tulis ilmiah hasil kajian/inovasi
4.3 Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah/madrasah
4.3.1 Menetapkan ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja
4.3.2 Menerapkan ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja
4.3.3 Menerapkan prosedur penanganan bahan berbahaya dan beracun
4.3.4 Memantau bahan berbahaya dan beracun, serta peralatan keselamatan kerja
Minggu, 06 Juni 2010
Momentum dan Impuls
1. Tentukan besarnya momentum jika:
A. Sebuah mobil yang massanya 1,25 ton bergerak dengan kecepatan 54 km/jam.
B. Seorang anak yang massanya 50 kg mengendarai motor yang massanya 0,8 ton dengan kecepatan 72 km/jam.
2. Sebuah benda yang massanya 10 kg mula-mula dalam keadaan diam kemudian dipukul dengan gaya (F) sehingga benda bergerak dengan kecepatan 108 km/jam. Tentukan besarnya gaya (F) jika pemukul menyentuh benda selama:
A. 0,02 detik
B. 0,05 detik
A. Sebuah mobil yang massanya 1,25 ton bergerak dengan kecepatan 54 km/jam.
B. Seorang anak yang massanya 50 kg mengendarai motor yang massanya 0,8 ton dengan kecepatan 72 km/jam.
2. Sebuah benda yang massanya 10 kg mula-mula dalam keadaan diam kemudian dipukul dengan gaya (F) sehingga benda bergerak dengan kecepatan 108 km/jam. Tentukan besarnya gaya (F) jika pemukul menyentuh benda selama:
A. 0,02 detik
B. 0,05 detik
Langganan:
Postingan (Atom)